Artikel informasi rute alat dan suasana Gunung tertinggi indah yang cantik di indonesia. Pendakian gunung di Sumatera Barat oleh pencinta alam.

Minggu, 03 September 2017

Misteri Gunung Lawu

Gunung Lawu, sebuah dataran tinggi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur penuh dengan mitos, misteri dan legenda. Hal ini juga mengundang banyak orang yang ingin datang ke sana, banyak orang ingin merasakan atmosfer angker di Gunung Lawu.

Jika Anda pernah mendaki Gunung Lawu, Anda juga tahu, sejauh mana tingkat konsistensi mistik yang ditemukan di Gunung Lawu. Begitu juga dengan salah satu anggota tim SAR yang pernah bertugas disana. Dia mengungkapkan apa yang dia rasakan saat bertugas di gunung yang termasuk dalam Seven Summits of Java,


    Gunung Lawu adalah gunung yang paling sering dikunjungi di Indonesia, menurut masyarakat setempat, gunung ini seperti kehidupan dan kehidupan, bisa menentukan tentang orang yang datang kepadanya, selamat datang atau ditolak. Di sini terlalu sering terjadi kejadian aneh dan tokoh aneh yang tak segan membeberkan diri.


Jadi pertanyaannya adalah misteri apa yang tersimpan di Gunung Lawu? Untuk menjawab ini,

9 Misteri Gunung Lawu, Gunung Terangker Di Indonesia

gunung lawu

1. Legenda Gunung Lawu

Cerita dimulai dari akhir kerajaan Majapahit, yaitu pada tahun 1400 Masehi. Pada waktu itu, orang yang menduduki kursi kerajaan adalah Raja Bhrawijaya V, dia adalah raja terakhir kerajaan Majapahit.

Sejarah mengakui bahwa Raja Bhrawijaya V memiliki dua istri, Ratu Petak Putri dari China dan Ratu Oranye. Dari 2 istrinya, Ratu Anne melahirkan Pangeran Katong dan Ratu Petak Putri melahirkan Raden Fatah.

Dalam jangka pendek, ketika Raden Fatah memasuki masa dewasa, ternyata Raden Fatah memeluk Islam, membelot dari agama ayah yang adalah seorang Buddhis. Seiring dengan memudarnya kerajaan Majapahit, Raden Fatah mendirikan kerajaan Demak berdasarkan Glagah Wangi, sekarang lebih dikenal dengan sebutan Demak Square. Fakta bahwa Raja Bhrawijaya V mengalami depresi.

Suatu malam, Raja Bhrawijaya V bermeditasi, dalam perjalanannya, dia mendapat sebuah petunjuk bahwa kerajaan Majapahit akan lenyap dan cahaya akan berubah menjadi kerajaan anaknya, kerajaan Demak. Waktu itu juga Raja Bhrawijaya V meninggalkan kerajaan Majapahit, pergi ke Gunung Lawu untuk menyendiri.

2. Gunung Lawu adalah wilayah terakhir Raja Bhrawijaya V

Tak lama setelah meninggalkan kerajaannya, sebelum naik Gunung Lawu, Raja Bhrawijaya V bertemu dengan dua pengikutnya, kepala desa kerajaan Majapahit, masing-masing Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Karena keduanya tidak tahan melihat Raja Bhrawijaya V jalan sendiri, mereka juga menemani Raja Bhrawijaya V ke puncak Gunung Lawu.

Setelah mencapai puncak Hargo Dalem (Catatan: Gunung Lawu memiliki 3 puncak, yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan yang tertinggi, Hargo Dumilah.) Raja V Bhrawijaya mengatakan kepada 2 pengikut tuhannya,


    Atau 2 pelayan setia saya, inilah saatnya saya untuk moksa, menghilang dan meninggalkan kehidupan yang ramai ini. Bagi Dipa Menggala, saya telah mengangkat penguasa Gunung Lawu, penguasa dari setiap makhluk tak terlihat. Perbatasannya ke Gunung Merbabu di sebelah barat, Gunung Wilis di timur, Pantai Selatan di selatan dan Pantai Utara di utara, tajuknya adalah Sunan Gunung Lawu. Dan Bengal Menggala, Anda mengangkatnya seperti dentuman Dipa Menggala, judul Anda adalah Kyai Starling.


Setelah selesai mengucapkan ungkapan tersebut, Raja Bhrawijaya V menghilang. Sampai sekarang, tubuhnya tidak pernah ditemukan oleh siapapun.

3. Misteri burung gading di Gunung Lawu, diyakini sebagai inkarnasi Kyai Starling

Setelah Prabu Bhrawijaya V moksa dan menghilang, tersisalah 2 pengikut setia, Sunan Gunung Lawu dan Stary kyai. Ceritanya bercerita, keduanya melaksanakan amanat Raja Bhrawijaya V, penjaga Gunung Lawu.

Dengan kesempurnaan pengetahuan yang mereka miliki, Sunan Gunung Lawu menjadi makhluk gaib dan Kyai Lawu berubah menjadi burung berkilau gading.

Kisah tentang keperakan berkilauan ini masih berlanjut sampai sekarang, banyak orang percaya bahwa burung gading sering muncul dan membimbing jalan ke puncak Gunung Lawu ke pendaki yang memiliki niat baik. Sementara jika pemanjat memiliki niat buruk, Kyai Jalak tidak akan menyetujuinya, oleh karena itu, pendaki yang memiliki niat buruk akan terpengaruh oleh nasib buruk.
4. Kehadiran Pasar Setan di lereng Gunung Lawu, seolah-olah Mencampur Perasaan Mistik Gunung ini.

Kehadiran pasar Setan di Gunung Lawu tidak asing lagi dengan telinga para pendaki, sebuah pasar tak kasat mata yang terlihat di Kuil Cetho, lereng Gunung Lawu, lapangan yang dilapisi dengan gulma.

Berbicara tentang garis Cetho Temple, sebenarnya, jalan ini merupakan jalan terpendek dan tercepat menuju Lawu Peak, karena perjalanannya dimulai dari tahun 1470 mdpl. Namun, jalan pendek ini adalah jalan yang paling berbahaya. Mengapa,Tanjakan di jalur ini sangat curam, tepi tikungan

Sekian dulu artikel pendaki indonesia kali ini. terimakasih
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Pages